Mengikuti Panen Raya di Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo

Mengikuti Panen Raya di Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo

Para petani di Dusun Paluagung, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, punya tradisi menarik. Mereka membuat tumpeng raksasa saat pesta panen raya Rabu lalu (25/3). Seperti apa suasananya?

Sepanjang jalan di Dusun Paluagung, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo, terlihat masih sepi pagi itu. Sang mentari tampak masih malu-malu bersinar Jalan menuju lokasi panen raya, masih empat kilometer lagi dengan jalan makadam yang sempit dan becek.

lalan di kawasan paling ujung selatan itu benar-benar masih alami, belum tersentuh aspal dan becek kalau turun hujan. Karena akan ada acara yang dihadiri pejabat penting di Kabupaten Banyuwangi, sejumlah warga memberi urukan pasir. Bagi para petani di Dusun Paluagung Desa Kendalrejo, panen raya padi tahun ini merupakan yang paling berkesan dibanding sebelumnya. Sebab, kali ini panen raya dihadiri dihadiri Bupati Banyuwangi dan para pejabat forum pimpinan daerah (forpimda). Untuk menyambut kedatangan para pejabat, warga rela bekerja siang dan malam untuk mempersiapkan acara panen raya.

Sudah menjadi tradisi, setiap panen raya yang digelar setahun sekali itu dibarengi dengan memasak tumpeng dan makan ancak bersama. Semua ini, sebagai wujud syukur atas panen yang melimpah. Meski, sampai saat ini mereka hanya bisa menikmati pola tanam dengan dua kali palawija dan sekali tanam padi dalam setahun.

Yang lain dari tumpeng pada panen raya ini, petani membuat tumpeng agung yakni tumpeng dengan ukuran raksasa. Tumpeng yang didesain ukuran jumbo itu, dilengkapi pukulan dan menghabiskan 30 kilogram (Kg) beras, tujuh ekor ayam jago, satu dos mi instan, sepuluh iris tempe, dan aneka sayur mayur. "Kalau ditotal keseluruhan, khusus untuk membuat tumpeng agung itu habis Rp 2 jutaan," ujar Anin Niswati salah satu juru masak.

Dalam panen raya tahun ini, warga sengaja membuat masakan tumpeng agung itu untuk bisa dimakan bersama. Tidak ada tesep khusus selama memasak tumpeng agung itu. Hanya, ada dua jenis nasi yang disuguhkan, yakni nasi kuning dan nasi gurih. Untuk sayurnya, itu sayur krawu, mi goreng, dan sambal goreng. "Kita masak lengkap dan ditata agar lebih terlihat menarik," katanya.

Untuk membuat tumpeng agung itu, para petani iuran secara sukarela. Meski telah iuran, mereka masih tetap membuat tumpeng ukuran kecil. Tumpeng yang dibuat itu, dibawa ke lokasi panen raya menggunakan ancak. "Untuk ancak ini sudah biasa dalam pesta panen raya.” ujar ketua panitia panen raya, Rifai, 43.

Setelah para petani berkumpul sambil membawa tumpeng acara dimulai. Sebagai pembuka, pejabat diminta untuk memotong tumpeng agung dan diserahkan kepada ketua panitia panen raya. Saat bersamaan, ratusan masyarakat berebut tumpeng dalam ancak yang telah dikumpulkan.

Bagi warga yang paling dinanti sebenarnya adalah nasi dan lauk pada tumpeng agung. Karena masih ada bupati dan pejabat lainnya, mereka terlihat enggan untuk berebut. Apalagi, tumpeng agung itu juga dijaga ketat oleh sejumlah panitia. Sebagian warga baru berebut ketika para pejabat meninggalkan lokasi.

Bagi sebagian warga mempercayai jika makanan tumpeng agung itu menuai berkah. "Sebetulnya, kami ingin makan bersama dengan bupati. tapi karena beliau sibuk jad i tidak bisa," ujar Makruf, 38, warga setempat. (RaBa)

Related Posts:

0 Response to "Mengikuti Panen Raya di Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo"

Posting Komentar