Ekspedisi Budaya ke Bekas Kerajaan Blambangan Kuno di Watukebo. Wongsorejo (5)

batu lelehan lava yang mirip besi

Tidak hanya uang kepeng, tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) juga menemukan batu lelehan lava yang mirip besi. Bongkahan-bongkahan batu besi itu banyak ditemukan tim ekspedisi di hutan Dusun Tangkup, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo.

Sepanjang perjalanan di hutan jati di Dusun Tangkup, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, tim ekspedisi menemukan banyak lelehan sisa lava yang sudah membeku. Bentuknya unik, mirip sekali dengan besi. Ukurannya juga bervariasi, mulai sebesar kerikil hingga berukuran sekepalan tangan orang dewasa.

Menemukan lelehan-lelehan lalui mirip besi icrsehut tidak sulit. Sama seperti temuan-temuan sebelumnya, lelehan besi tersebut banyak dijumpai di dalam hutan jati tersebut. Sekilas memang seperti batu biasa, tapi bagian dalamnya bolong-bolong dan mengandung besi. Bobotnya pun lumayan berat seperti besi. Batu lelehan tersebut berserakan begitu saia di lantai hutan.

Semakin ke dalam hutan, terutama di lahan yang menggunduk, lelehan tersebut semakin banyak dijumpai. "Ini lebih banyak lagi balu yang seperti besi," tunjuk kepala Desa Badolan, Jumadi.

Tim ekspedisi sedikit heran terkait lelehan besi yang berkumpul di satu titik tersebut. Dugaan lain pun muncul, yakni lelehan besi itu sisa pembuatan senjata tajam pada zaman dulu. "Apa lelehan lava yang membatu ini sisa lelehan besi dari pembuatan senjata zaman dulu ya?" ujar Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi.

Dugaan Samsudin Adlawi itu pun sangat masuk akal. Sebab, lelehan besi tersebut sangat banyak seolah berkumpul di satu titik. Namun itu sebatas dugaan. Bisa juga itu benar-benar sisa lava dari gunung meletus. Sebab, hutan Tangkup sangat dekat Gunung Baluran. "Tapi bisa juga ini memang lelehan lava yang telah membeku dari Gunung Baluran yang meletus," tambah Samsudin.

Sementara itu, MH. Quwim (anggota ekspedisi yang lain) menduga lelehan besi itu adalah lava yang mendingin. Jika dugaan itu benar, maka itu tanda bahwa lokasi tersebut pernah digilas lava gunung meletus. Dia menyebut, kemungkinan gunung yang memuntahkan lava hingga ke lokasi tersebut adalah Gunung Baluran, gunung yang biasa disebut sebagai Gunung Afrika van Jara tersebut berada di kawasan Hutan Nasional Baluran. Dari Desa Watukebo, gunung berketinggian 1.247 meter di atas permukaan laut tersebut berada di sebelah utara dan cukup dekat.

Di sekilar lokasi memang tidak ada gunung dengan ciri-ciri pernah meletus kecuali Gunung Baluran. Berdasar bentuk ujungnya yang sudah hilang, berarti gunung tersebut memang pernah meletus. "Iya, berdasar ilmu vulkanologi, bentuk puncak gunung yang pernah meletus adalah datar atau cekung. Sebab, umumnya bentuk gunung adalah kerucut," katanya.

Pengamatan di lokasi, bentuk Gunung Baluran memang tidak kerucut dan jaraknya tidak begitu jauh dari Desa Watukebo. MH. Qowim menduga, kawasan bekas kerajaan Blambangan kuno tersebut masuk zona merah. Namun demikian, dia tidak bisa menyebutkan tahun berapa gunung berapi tersebut meluluhlantakkan kawasan tersebut

Dia mengaku bukan ahli pegunungan dan tidak pernah mengamati catatan sejarah terkait tahun-tahun meletusnya gunung-gunung di Jawa Timur. Dia hanya sebatas memberikan informasi awal agar dilakukan penelitian lebih mendalam oleh ahlinya. "Karena sekadar ekspedisi, kami sebatas memberikan informasi dan sedikit analisis sederhana. Sebagai bahan awal bagi orang-orang yang serius melakukan penelitian. Pendapat kami ini hanya dugaan bukan klaim kebenaran," jelas pencinta batu akik tersebut.

MH. Qowim menguatkan dugaannya bahwa sisa-sisa besi yang meleleh itu berasal dari letusan gunung berdasar banyaknya batuan obsidian yang ditemukan di sekitar lokasi. Menurutnya, batu obsidian adalah kaca vulkanik yang terbentuk dari batu apung ekstrusif. Obsidian terbentuk dari ekstrusif lava felsik yang mendingin dengan cepat tanpa penumbuhan kristal.

Namun demikian, karena bukan ahli pegunungan, MH. Qowim menyebut bisa juga lelehan-lelehan yang seperti besi itu merupakan sisa-sisa pembuatan senjata berbahan besi. “Itu urusan ahlinya nanti untuk membuktikan apakah itu sisa pembuatan senjata ataukah lava yang mengering," katanya.

Jika jawabannya adalah itu sisa lava dari Gunung Baluran, maka periu diteliti apakah kerajaan Blambangan kuno di lokasi tersebut bubar karena "disikat" lava tersebut ataukah sudah bubar sebelum lava ilu menghujani lokasi tersebut. "Itu perlu dibuktikan secara ilmiah. Tidak boleh ngawur, jangan hanya karena pernah ikut pelatihan-pelatihan sejarah terus sok tahu dan main klaim,” pungkas peneliti bahasa Oseng tersebut. (RaBa)

Related Posts:

0 Response to "Ekspedisi Budaya ke Bekas Kerajaan Blambangan Kuno di Watukebo. Wongsorejo (5)"

Posting Komentar