Mengintip Stan Unik Peserta Banyuwangi Art Week

Mengintip Stan Unik Peserta Banyuwangi Art Week

Festival Banyuwangi Art Week sudah digeber sejak Sabtu (28/3). Sedikitnya ada 40 stan yang ikut memeriahkan pameran UKM (usaha kecil dan menengah) tersebut. Diantara puluhan stan itu ada yang paling unik, yaitu stan milik Prabowo Kustiyadi. Unik karena ornamen stan milik Prabowo itu serba bambu.

Stan utama milik Prabowo itu sebenarnya sama dengan stan utama peserta lain, yakni terdiri atas tenda biasa yang disangga empat tiang. Hanya saja, pria berusia 48 tahun itu mampu menyulap tenda sederhana tersebut menjadi lebih berseni dan unik. Hampir semua perangkat yang melengkapi stannya itu terbuat dari bambu. Misalnya, dinding pembatas stan terbuat dari potongan bambu yang diatur menjadi penutup tenda.

Di sisi i lain ia memasang tirai yang juga terbuat dari bambu. Begitu juga perabotan di dalam tenda berukuran 4x4 meter tersebut. Selain meja dan kursi, lemari penyimpan produk makanan khas yang dia jual juga dibuat dari bambu. Uniknya, lemari tersebut merupakan bekas kandang ayam. Tentu kandang ayam yang telah melewati proses pembersihan sebelumnya.

"Wah, ini kandang ayam yang sudah tidak terpakai. Saya cuci dulu sebelum dipakai," katanya.

Ternyata dari sekian banyak perabot unik yang berada di stan tersebut, Prabowo mengakui banyak perabot yang merupakan hasil pinjam. "Ini kandang punya teman. Angklung yang di luar itu juga. Kalau meja dan kursi ini punya bude saya," jelas pria yang memiliki tiga anak tersebut.

Prabowo memang berusaha meminimalkan pengeluaran dalam mengikuti pameran yang digelar untuk UKM itu. Ia menyadari, menjadi peserta dalam ajang pameran apa pun, peserta harus sanggup mengeluarkan biaya sesuai konsep pameran yang diinginkan.

“Ya namanya peserta harus siap mengeluarkan biaya. Namun, usaha menghemat harus tetap ada. Susahnya ya bagaimana caranya meminimkan pengeluaran tapi konsep tetap tercapai," ceritanya.

Dalam meminjam barang pun ia tidak sembarangan. "Saya pilih teman-teman yang benar-benar legawa. Karena kan barangnya saya pinjam untuk waktu lama," katanya lagi.

Keunikan lain terlihat dalam penataan produk. Kue bagiak miliknya digantung di langit-langit menggunakan tas mini yang terbuat dari anyaman bambu.

Sekilas dari luar tidak terlihat yang dij ual adalah kue kering khas KotaGandrung. Diatas gantungan kue-kue tersebut ada lampu berwarna kuning dilengkapi kemarang setengah jadi. "Lampunya saya pilih warna kuning. Agar suasana alam lebih menyatu," ujar Prabowo menjelaskan terkait pilihan warna lampu.

"Orang-orangan sawah" yang dipajang di luar stannya juga sering mencuri perhatian orang-orang yang lewat. Jawa Pos Radar Banyuwangi beberapa kali melihat pengunjung minta izin kepada Prabowo untuk foto bersama "orang-orangan sawah" tersebut. "Ini saya terinspirasi dari jarangnya orang-orangan sawah ini kini muncul di sawah," katanya.

Prabowo mengaku membutuhkan waktu sebulan untuk mempersiapkan semua itu. Begitu panitia memutuskan mengusung tema bambu, ia segera hunting barang-barang yang terbuat dari bambu. Sebisa mungkin ia memanfaatkan barang yang sudah ada meski tampaknya tidak bisa berfungsi dengan baik. Namun, berkat sentuhan tangan dinginnya, sejumlah barang bekas tersebut kembali memiliki fungsi dan penampilan yang lebih bagus.

Ranting-ranting bambu yang berserakan pun tidak luput dari kreasinya. Ranting itu kini menjadi penghias tenda. Selama sebulan Prabowo mencari bambu ke berbagai tempat, di antaranya Kalipuro, Sobo, dan Bakungan. Ia tidak menghitung berapa rupiah yang ia keluarkan untuk membeli bambu.

Prabowo berprinsip, ragam kreasi itu semata-mata demi mempromosikan Banyuwangi. Pihaknya bertanggung jawab dengan apa yang telah dikerjakan. "Jadi harus all out. Sebagai Lare Oseng saya ingin menampilkan potensi milik Banyuwangi, di antaranya menjual kue khas dan stan yang terbuat dari bambu ini," tandasnya. (RaBa)

Related Posts:

0 Response to "Mengintip Stan Unik Peserta Banyuwangi Art Week"

Posting Komentar