Ekspedisi Budaya ke Bekas Kerajaan Blambangan Kuno di Watukebo,Wongsorejo (11-Habis)

Fenomena Suara Tanah Pung-pung Hutan Tangkup

Fenomena Suara Tanah Pung-pung Bikin Penasaran

Selain memiliki potensi wisata yang menarik, kawasan Hutan Tangkup, Desa Watukebo, Desa Wongsorejo, juga menyimpan sejuta misteri. Salah satunya adalah suara tanah menggema jika dipukul.

Setelah melihat dari jauh pengerjaan mega proyek Waduk Bajulmati, tim ekspedisi menyempatkan diri mampir ke Tanah Pung-pung di kawasan hutan jati Tangkup. Lokasinya mudah di jangkau, tak jauh dari jalan umum.

Rombongan tim ekspedisi pun menuju hulan jati itu untuk melihat langsung misteri Tanah Pung-pung itu. Warga sekitar menyebut lahan tersebut Tanah Pung-pung karena jika dipukul memantulkan suara menggema. "Tidak jauh kok dari sini. Saya lupa bilang kalau di sini ada tanah yang menggema jika dipukul," kata Kadus Badolan, Jumadi, dibenarkan Nyoto. tim dari Wongsorejo.

Ternyata, letak tanah yang menggema tersebut tidak berada di tengah hutan, melainkan berada di dekat jalan makadam akses masuk ke dalam hutan. Awalnya, tim sempat tidak percaya dengan informasi bahwa tanah tersebut menggema jika dipukul.

Namun, setelah Jumadi dan Nyoto memukul tanah tersebut dengan batu, tim ekspedisi baru percaya. Ternyata memang benar tanah tersebut menggema setelah dipukul. "Mungkin tanah di bawah ini bolong. Makanya dipukul dengan batu langsung berbunyi pung-pung." ujar Gerda Sukarno, anggota tim ekspedisi dari Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Tidak semua tanah di lokasi tersebut menggema jikadipukul. Ada juga bagian yang tidak menggema jika dipukul dengan batu. Bisa jadi tanah yang tidak menggema tersebut tidak berongga. "Hanya tanah tertentu saja yang menggema jika dipukul,” kata Jumadi.

Setelah mencoba memukul Tanah Pung-pung tim tercengang. Tanah tersebut memang menggema. Rasa penasaran pun muncul di benak seluruh anggota tim ekspedisi. Apakah ada lubang di bawah tanah tersebut ataukah tanah yang menggema tersebut ataukah ada gua. Selain Tanah Pung-pung, tim juga menemukan bebatuan menarik yang layak dijadikan akik. Setelah dipoles, batu-batu itu memang tak kalah menarik dengan batu-batu akik yang kini sedang diburu warga.

Tim tidak bisa memastikan apakah ada rongga di bawah tanah tersebut. Merunut di kawasan itu banyak ditemukan benda peninggalan kuno, bisa jadi di dalam tanah tersebut ada rongga sebagai lokasi perlindungan tempo dulu. Bisa saja ada bungker tempat menyimpan senjata. Bisa jadi pula lorong di bawah tanah itu merupakan "jalan tikus" yang digunakan prajurit kerajaan untuk perang gerilya melawan musuh.

Spekulasi-spekulasi pun muncul di benak tim ekspedisi. Namun, sekali lagi tim tidak bisa memastikan. Sebab, yang dilakukan tim sebatas ekspedisi, bukan penelitian. Jika ingin membuktikan, maka tidak ada jalan lain selain menggali Tanah Pung-pung tersebut. Hutan jati di Dusun Tangkup ini memang menyimpan banyak misteri. Banyak temuan-temuan menarik selama tim melakukan ekspedisi.

Kali pertama masuk hutan, tim ekspedisi banyak menemukan pecahan-pecahan tembikar dan porselen. Selanjutnya, tim menemukan fondasi batu bata besar yang tertimbun tanah. Tim ekspedisi juga menemukan sebuah gundukan tanah yang sangat presisi.

Gundukan tersebut diduga sebagai tempat persembahan. Kabarnya, warga sekitar yang sering keluar-masuk Hutan Tangkup juga sering menemukan uang kepeng. Tim ekspedisi juga menemukan potongan-potongan gigi yang berserakan di sekitar gundukan tanah tersebut. "Belum pasti apakah itu gigi binatang ataukah gigi manusia. Ini butuh penelitian mendalam oleh pakar. Yang pasti ukuran-ukuran gigi itu sangat besar," ujar MH. Qowim, salah satu anggota tim ekspedisi dari Jawa Pos Radar Banyuwangi. (RaBa)

Related Posts:

0 Response to "Ekspedisi Budaya ke Bekas Kerajaan Blambangan Kuno di Watukebo,Wongsorejo (11-Habis)"

Posting Komentar